Mengenal Kompos - Pembuatan Kompos Menggunakan Trichoderma
Pada umumnya, sehabis panen padi, petani membakar jeraminya karenadianggap mengganggu dalam pengolahan lahan terutama jika menggunakan traktor. Sebagian petani meletakkan jeraminya diatas pematang pematang, yang apabila sering hujan maka tanah pada pematang tersebut malah menjadi terbis terbawa air hujan. Petani tidak menyadari bahwa dengan pembakaran jerami, maka terjadi kehilangan bahan organik yang cukup tinggi pada lahannya pada setiap musim tanam. Disamping itu, pembakaran jerami jugamenghasilkan asap dan CO2yang kurangbaik bagi kesehatan.
Di dalam jerami terdapat beberapa unsur hara yang berguna untuk tanaman seperti Nitrogen dan Kalium. Dengan membakar jerami berarti sama saja dengan membakar uang karena jerami yang dibakar tersebut sebenarnya dapat membantu menggantikan pupuk KCl sebanyak 1 sak (50 kg). Berapa rupiah yang dibakar petani karena ketidaktahuannya?
Untuk lahan-lahan dengan kesuburan rendah pupuk KCl masih diperlukan sekitar50 kg/ha. Jika petani menggunakan pupuk NPK (15:15:15) sebanyak150 s/d 300 kg/ha maka penambahan KCl tidak diperlukan lagi. Selain dikembalikan langsung kelahan tanaman sayur sawah, jerami padi dapat juga dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik (kompos). Cara pembuatan kompos jerami adalah sbb;
Bahan yang diperlukan:
- Jerami padi segar 1 m
- 3(1 m x 1 m X 1m), Urea 2 kg, SP-36 1 kg,
- Kapur 1 kg,
- pupuk kandang 20 kg dan
- starter trichoderma 0,5 kg.
Cara Pembuatan:
- Jerami segar direndam selama1 malam.Perendaman ini bertujuan agar jerami tetap lembab.
- Bahan aktif (Urea, SP-36, kapur,pupuk kandang, starter trichoderma) dicampur dan diaduk sampairata dan dibagi atas4bagian.
- Jerami ditumpuk 1 m3dibagi atas4 lapisan.
- Pada lapisan jerami pertama (¼ bagian jerami) ditaburkan bahan aktif ¼ bagian dan dipercikkan air untuk menjaga kelembabannya.
- Setelah itu, tumpukkan kembali lapisan jerami kedua (¼ bagianjerami) dan taburkan kembali bahan aktifnya ¼ bagian. Demikian seterusnya hingga jerami habis. Tinggi tumpukan jerami sebaiknya kurangdari 1,5 m agar memudahkan dalam pembalikannya.
- Tutup tumpukan dengan plastik agar terlindung dari hujan dan panas, atau dapat diletakkan ditempat yang terlindung.
- Lakukan pembalikkan tumpukan jerami setiap minggu.
- Kelembaban tumpukan jerami dijaga agar kadar airnya 60 – 80 % dengan cara menyiram/memercikkan air (kalau diremas jeraminya maka air tidak menetes)
- Kompos siap digunakan setelah 3 – 4 minggu.
Ciri kompos yangtelah matang (dapat digunakan):
- Berwarna coklatgelap sampai hitam, remah/gembur
- Bersuhu dingin dan tidak berbau atau berbau daun lapuk
Mutu atau kualitas kompos:
Kualitas kompos sangat tergantung kepadateknis pembuatan di lapangan. Untuk itu beberapa hal harus diperhatikan:
- Starter/biang trichoderma yang digunakan harus yang berkualitas baik. Trichoderma bisa diperoleh dari laboratorium BPTPH atau Dinas Pertanian setempat
- Pembalikan kompos dilakukan tiap minggu karena mikro-organisme pengurai jerami yaitu trichoderma perlu aerasi atau penghawaan agar dapat bekerja secara optimal.
- Selain itu trichoderma juga memerlukan kelembaban yang tinggi untuk mengomposkan jerami.
Dari 1 tonjerami padi dapat diperoleh ½ton sampai 2/3 ton kompos. Dengan demikian jika kita ingin membuat 1 ton kompos, maka bahan baku jerami yang disiapkan sekitar 1,5-2 ton jerami. Kandungan beberapa unsur hara untuk 1 ton kompos jerami padi adalah: unsur makro Nitrogen (N) 2,11 %, Fosfor (P2O5) 0,64%, Kalium (K2O) 7,7%, Kalsium (Ca) 4,2%, serta unsur mikro Magnesium(Mg) 0,5%, Cu 20 ppm, Mn 684 ppm dan Zn 144 ppm.
0 Response to "Mengenal Kompos - Pembuatan Kompos Menggunakan Trichoderma"
Posting Komentar